Jambi – Aktivis Mahasiswa Jambi, Habib Hidayat Putra, mengeluarkan pernyataan keras terkait pembangunan Stadion Swarnabumi Jambi yang dikerjakan oleh PT Sinar Cerah Sempurna dengan nilai proyek sebesar Rp250 miliar. Ia menilai proyek tersebut berpotensi besar mengalami nasib serupa dengan Stadion Utama Sumatera Barat (Sumbar) yang kini terbengkalai.

Menurut Habib, kekhawatiran ini bukan tanpa dasar. PT Sinar Cerah Sempurna ternyata juga tercatat sebagai pemenang tender pengerjaan proyek tahap 7 Stadion Utama Sumbar, yang hingga kini mangkrak dan menjadi sorotan publik karena pembangunannya tidak kunjung rampung.

“Ini bukan soal praduga, tapi bicara fakta. Perusahaan yang mengerjakan Stadion Swarnabumi Jambi adalah perusahaan yang sama yang memenangkan proyek Stadion Utama Sumbar tahap 7 — yang justru sekarang mangkrak. Masyarakat Jambi berhak waspada,” kata Habib dalam keterangannya kepada media, Kamis (4/9).

Habib menilai proyek sebesar Rp250 miliar harus dikelola dengan profesional, transparan, dan akuntabel. Ia mempertanyakan dasar pertimbangan pemerintah dalam menunjuk PT Sinar Cerah Sempurna sebagai pelaksana proyek, mengingat catatan buruk yang menyertai proyek sebelumnya.

“Kami mendesak Pemerintah Provinsi Jambi untuk menjelaskan secara terbuka bagaimana proses tender dilakukan, dan kenapa perusahaan dengan rekam jejak seperti ini kembali diberi kepercayaan. Apakah ini bentuk kelalaian, atau ada unsur kesengajaan?” tegasnya.

Lebih lanjut, Habib menyebutkan bahwa jika tidak ada langkah tegas dari pemerintah, proyek ini bisa menjadi beban jangka panjang bagi masyarakat Jambi.

“Kami tidak ingin Stadion Swarnabumi menjadi monumen kegagalan. Harus ada audit menyeluruh, pengawasan ketat, dan transparansi penuh dari awal hingga akhir,” lanjutnya.

Ia juga menyerukan agar lembaga seperti BPK, KPK, dan Kejaksaan turut melakukan pengawasan sejak dini terhadap proyek ini. Menurutnya, mahasiswa dan elemen masyarakat sipil siap mengawal dan bertindak apabila ditemukan potensi penyimpangan.

Stadion Swarnabumi Jambi sendiri dirancang sebagai fasilitas olahraga modern yang diharapkan menjadi ikon baru provinsi. Namun, dengan mencuatnya rekam jejak pelaksana proyek, publik kini menaruh harapan agar pembangunan tidak bernasib sama seperti Stadion Utama Sumbar yang hingga kini masih mangkrak. Tutupnya (*)