Lantas, di mana posisi rakyat dalam pusaran proyek-proyek ini? Apakah masyarakat hanya dijadikan penonton proyek mewah yang manfaatnya minim? Apakah uang daerah akan terus dihabiskan untuk membiayai pembangunan yang lebih mengutamakan pencitraan ketimbang pemenuhan kebutuhan publik?

Sudah saatnya publik Jambi bersuara dan menuntut transparansi.

Perencanaan proyek harus jujur, terbuka, dan berpihak pada kepentingan rakyat.

Setiap rupiah dalam APBD adalah amanah, bukan alat untuk mengakumulasi kekuasaan atau keuntungan segelintir pihak.

Jambi bukan daerah miskin. 

Tetapi Jambi sedang miskin keberanian untuk membangun dengan benar.

Tanpa koreksi sejak dini, proyek-proyek bernilai besar ini hanya akan menjadi kuburan anggaran, dan sejarah akan mencatatnya sebagai simbol kegagalan tata kelola.Tutupnya (Guh)