Sungai Penuh – Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat STIE-SAK Sungai Penuh, Ismail Arifdal, mengkritisi slogan “Sungai Penuh Juara” yang terus digalakkan oleh Pemerintah Kota Sungai Penuh. Dalam keterangannya, Ismail mempertanyakan apakah slogan tersebut benar-benar mencerminkan kemajuan yang dirasakan masyarakat atau hanya menjadi bentuk pencitraan yang jauh dari kenyataan.
Ditengah euforia pencitraan di berbagai media dan forum pemerintahan, persoalan mendasar seperti banjir tahunan di sejumlah wilayah, terutama di Kecamatan Hamparan Rawang, Tanah kampung, dan kecamatan lainnya masih belum menemukan solusi yang signifikan.
“Genangan air yang terus terjadi bertahun-tahun lamanya bukan sekadar fenomena alam, tapi menunjukkan belum adanya sistem penanggulangan bencana yang terintegrasi dan efektif,” ujarnya.
Hingga pertengahan 2025, belum ada langkah strategis berupa kebijakan berbasis data atau infrastruktur penunjang untuk mengatasi bencana tersebut. Ia menyebut bahwa pemerintah masih bersikap reaktif dan lebih fokus pada kegiatan simbolik dibanding menyusun solusi jangka panjang.
“Tidak ada rencana induk pembangunan berbasis data kebencanaan dan langkah kongkrit yang dapat menjadi solusi solutif yang dilakukan oleh pemerintah dalam menyelesaikan akar persoalan. Ini menunjukkan ketimpangan antara narasi dan aksi nyata di lapangan,” tambahnya.
Ismail pun mengajak seluruh pemangku kepentingan, khususnya pemerintah daerah, serta para anggota DPRD kota sungai penuh untuk tidak berhenti pada pembangunan narasi dan pencitraan, tetapi turun langsung mendengar keluhan warga serta merumuskan kebijakan yang konkret, terukur, dan inklusif.
“Masyarakat butuh kehadiran pemerintah dalam menyelesaikan persoalan mereka sehari-hari. Yang dibutuhkan bukan hanya narasi keberhasilan, tapi solusi nyata yang dirasakan oleh rakyat,” tutup Ismail.
Pernyataan ini menjadi bagian dari suara kritis mahasiswa yang terus mengawal jalannya pemerintahan agar senantiasa berpihak pada kepentingan rakyat dan bukan semata pencapaian simbolik.(Guh)