Refleksi Hari Krida Pertanian: Transformasi Modernisasi Pertanian Menuju Kedaulatan Pangan

Oleh Fitria Ramadani

Mahasiswa Magister Agribisnis

Hari Krida Pertanian yang ditetapkan pada tanggal 21 Juni erupakan hari besar yang diperingati oleh seluruh pelaku pertanian di Indonesia yaitu petani, peternak, nelayan, pegawai, serta pengusaha yang bergerak di sektor pertanian. Sejarah peringatan Hari Krida Pertanian didasarkan dari segi astronomis di mana matahari memberikan energi kehidupan bagi tumbuhan, hewan dan manusia, berada pada garis balik utara (23,50 lintang utara). Saat itu keadaan proses produksi tanaman berakhir dan akan dimulai untuk persiapan produksi selanjutnya sehingga para petani akan menyatakan syukur atas panen raya. Berdasarkan sistem pembagian musim yang disebut Pranata Mangsa, yaitu suatu sistem pembagian musim (12 musim) yang diuraikan secara lengkap meliputi hujan, angin, serangga, penyakit unggas, dan lain sebagainya. Sehingga tanggal 21 Juni dianggap sebagai permulaan musim dan masa yang baik untuk penanaman kembali. Lebih dari sekadar seremoni, Hari Krida Pertanian sejatinya menjadi ruang refleksi dan evaluasi atas sejauh mana sektor pertanian kita bergerak menuju kemandirian dan kedaulatan pangan.

Realitas Pertanian Indonesia saat ini

Sektor pertanian menjadi tulang punggung ketahanan pangan nasional dan penopang stabilitas ekonomi negara. Pengembangan sektor ini tidak hanya akan menjamin ketersediaan pangan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat secara keseluruhan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sektor pertanian berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2025 yang tumbuh 4,87 persen secara year on year (yoy). Dari sisi lapangan usaha, sektor pertanian mencatat pertumbuhan tertinggi dalam beberapa tahun terakhir, yaitu sebesar 10,52 persen. Capaian ini berbanding terbalik dibandingkan kondisi triwulan yang sama pada tahun sebelumnya, ketika sektor pertanian mengalami kontraksi atau penurunan sebesar 3,54 persen. Kinerja positif sektor pertanian tahun ini didorong oleh adanya peningkatan produksi padi dan jagung sebesar 51,45 persen dan 39,02 persen sepanjang triwulan 1-2025 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, serta meningkatnya permintaan domestik. Peningkatan tersebut mendorong tanaman pangan tumbuh 42,26 persen; dan peningkatan permintaan domestik daging dan telur saat Ramadhan dan Idul Fitri mendorong peternakan tumbuh 8,83 persen. Sementara itu, sektor industri pengolahan masih menjadi penyumbang utama PDB dengan pertumbuhan sebesar 4,55 persen, dan sektor informasi dan komunikasi tumbuh signifikan sebesar 7,72 persen, mencerminkan peningkatan kontribusi digitalisasi dalam struktur ekonomi nasional. Pertanian mempunyai peran strategis dalam mendukung perekonomian nasional, utamanya pada upaya mewujudkan ketahanan pangan, peningkatan daya saing, penyerapan tenaga kerja dan penanggulangan kemiskinan. Dengan demikian pembangunan pertanian merupakan bagian dari pembangunan ekonomi nasional secara integral. Fokus pembangunan pertanian saat ini adalah pada peningkatan ketahanan pangan, pengembangan pertanian berkelanjutan, dan modernisasi sektor pertanian melalui mekanisasi dan teknologi.

Dibalik potensi besar sektor pertanian tidak terlepas dari berbagai tantangan yang kompleks. Tantangan yang dihadapi dunia pertanian pada umumnya yaitu krisis regenerasi petani, ancaman perubahan iklim, keterbatasan akses teknologi dan permodalan, serta lemahnya adopsi teknologi. Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa rata-rata usia petani di Indonesia telah mencapai 55 tahun, yang mengindikasikan para petani telah berada pada usia tidak lagi produktif. Kondisi ini diperburuk dengan kurangnya minat generasi muda untuk terjun di sektor pertanian, yang dianggap kurang menjanjikan. Akibatnya, banyak lahan pertanian yang terbengkalai atau kurang terkelola dengan baik dan berdampak negatif terhadap produksi pangan nasional.

Modernisasi Pertanian : Keniscayaan, Bukan Pilihan

Transformasi sektor pertanian melalui modernisasi dan digitalisasi menjadi keniscayaan. Penggunaan teknologi seperti drone untuk pemantauan lahan, aplikasi sensor tanah dan cuaca, hingga pertanian presisi berbasis AI dan IoT mulai diadopsi di berbagai daerah. Pertanian era 4.0 memberikan peluang efisiensi tinggi dan hasil produksi yang lebih presisi. Sayangnya, adopsi ini masih minim di level petani kecil karena keterbatasan literasi digital dan infrastruktur. Dalam merespon fenomena regenerasi petani muda, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menarik perhatian dan minat generasi muda di sektor pertanian. Generasi muda semakin tertarik pada pertanian berbasis inovasi. Program seperti YESS (Youth Entrepreneurship and Employment Support Services) yang digagas Kementerian Pertanian mendorong lahirnya petani milenial yang produktif dan melek teknologi.

Menuju Kedaulatan Pangan : Apa yang Harus Dilakukan?

Kedaulatan pangan merupakan konsep pemenuhan hak atas pangan yang berkualitas gizi baik dan sesuai secara budaya, diproduksi dengan sistem pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Artinya, kedaulatan pangan sangat menjunjung tinggi prinsip diversifikasi pangan sesuai dengan budaya lokal yang ada. Asta Cita Kabinet Merah Putih berupaya mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan. Kedaulatan pangan bukan hanya swasembada, tapi juga kendali atas sistem pangan nasional. Kedaulatan pangan erat kaitannya dengan ketahanan pangan, dimana ketahanan pangan sangat penting dalam strategi pertahanan nasional karena menyediakan stabilitas yang mendukung keamanan dan kesejahteraan masyarakat. Ketika suatu negara memiliki ketahanan pangan yang baik, risiko ketergantungan pada impor menurun, sehingga negara lebih terlindungi dari ancaman eksternal seperti embargo pangan atau fluktuasi harga global yang dapat mempengaruhi akses pangan. Negara dengan ketahanan pangan yang kuat juga lebih mampu menghadapi ancaman terhadap ketersediaan pangan yang diakibatkan oleh bencana alam, perubahan iklim, atau gangguan lainnya pada rantai pasokan internasional. Perlunya keberpihakan kebijakan terhadap petani lokal akan mempengaruhi ketahanan produksi nasional. Kolaborasi antara petani, pemerintah, swasta, dan generasi muda diperlukan menuju kedaulatan pangan salah satunya dapat dilakukan dengan cara berpartisipasi dalam program yang dicanangkan oleh Kementan yaitu Brigade Pangan. Brigade Pangan merupakan program yang solutif dalam menjawab tantangan pada sektor pertanian. Program ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian, mewujudkan swasembada pangan, dan melibatkan generasi muda melalui penerapan teknologi modern.

Selain itu, upaya yang dapat dilakukan dalam mencapai kedaulatan pangan yakni melalui transformasi sistem pangan. Menurut Bustanul Arifin (2024) didalam bukunya yang berjudul Transformasi Sistem Pangan dan Pertanian menjelaskan transformasi sistem pangan dan pertanian perlu didorong melalui delapan strategi utama, yaitu : (1) Penguatan sistem inovasi berbasis riset dan kemitraan multi pihak, (2) Perbaikan kualitas dan kesehatan tanah pertanian, (3) Revitalisasi penyuluhan dan kelembagaan petani, (4) Reindustrialisasi dan hilirisasi pangan, (5) Penguatan lembaga pangan negara, (6) Penyempurnaan cadangan pangan dan kemitraan UMKM (7) Diversifikasi pangan dan gizi masyarakat (8) Penajaman sasaran subsidi pertanian.

Uraian diatas dapat menjadi evaluasi sekaligus motivasi dalam memaknai Hari Krida Pertanian. Hari ini bukan hanya tentang perayaan panen atau seremonial simbolis, melainkan momentum akselerasi modernisasi dan digitalisasi pertanian yang merupakan masa depan bangsa, dan petani adalah garda terdepan dalam membangun peradaban. Transformasi sektor pertanian harus dilakukan secara menyeluruh dari kebijakan hingga pola pikir masyarakat. Sudah saatnya kita berhenti memandang pertanian sebagai sektor terbelakang, melainkan sebagai lahan strategis untuk inovasi, investasi, dan keberlanjutan. Mari jadikan Hari Krida Pertanian ini sebagai titik awal untuk melangkah bersama menuju pertanian yang berdaulat, modern, dan mensejahterakan. Bangkitkan semangat bertani, karena dari tangan petani, bangsa ini mampu berdikari. Selamat Hari Krida Pertanian. Tutupnya (Guh)