Jambi-Dua pernyataan kontroversial Gubernur Jambi Al Haris menuai kritik tajam dari kalangan masyarakat, khususnya dari praktisi hukum Firmansyah, SH, MH.
Ia menilai pernyataan Gubernur terkait proyek PT Sinar Anugerah Sukses (PT SAS) dan kerusakan Islamic Center tidak mencerminkan sikap seorang pemimpin yang bijak.
Dalam kunjungan Kantor Staf Presiden ke Jambi, pada Senin (7/7/2025), Gubernur Al Haris mengatakan bahwa proyek PT SAS perlu diberi kesempatan untuk membuktikan komitmen lingkungannya sebelum dinilai. “Kalau ternyata dalam tiga bulan operasional ada dampak, ya kita tutup saja. Tapi kita tidak bisa langsung menolak sebelum dicoba,” kata Al Haris.
Pernyataan ini langsung mendapat sorotan. Menurut Firmansyah, Gubernur tidak sepatutnya menjadikan keselamatan warga sebagai bahan percobaan.
“Ini bukan eksperimen, Masyarakat yang tinggal di sekitar stockpile bukan kelinci percobaan”.
Sangat disayangkan jika Gubernur Jambi mengeluarkan pernyataan coba-coba seperti itu, tegasnya, Selasa (8/7/2025).
Ia menilai ucapan tersebut menunjukkan ketidakpekaan terhadap keresahan masyarakat yang khawatir proyek PT SAS akan menimbulkan dampak seperti kasus pencemaran batubara di Rusunawa Marunda, Jakarta Utara. “Nasib warga tidak boleh dipertaruhkan hanya demi uji coba kebijakan,” tambahnya.
Kritik juga mengarah pada pernyataan Al Haris soal kerusakan Islamic Center.
Dalam komentarnya sebelumnya, Gubernur menyebut ada oknum yang sengaja merusak fasilitas tersebut dan memviralkannya seolah-olah Islamic Center bermasalah. Menurut Firmansyah, pernyataan tanpa dasar semacam itu sangat tidak mendidik dan bisa memicu konflik horizontal.
“Kalau memang ada oknum warga yang sengaja merusak, laporkan ke pihak berwajib, bukan malah menyebarkan tuduhan tanpa pembuktian,” tegasnya.
Ia menambahkan, “Apalagi ini menyangkut masjid, tempat ibadah umat Islam”.
Tuduhan seperti itu bisa membangkitkan kemarahan masyarakat luas.
Firmansyah mendesak Gubernur Al Haris untuk mempertanggung jawabkan ucapannya.
Ia meminta agar kepala daerah lebih berhati-hati dalam berbicara, terutama di tengah situasi sosial yang sensitif.
“Pernyataan Gubernur seharusnya menenangkan, bukan justru menyulut keresahan. Jangan sepelekan kekuatan kata-kata seorang pemimpin,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, proyek PT SAS di kawasan Aur Kenali masih menuai penolakan. Warga khawatir proyek itu akan menimbulkan pencemaran dan merusak lingkungan sekitar.
Sejumlah tokoh masyarakat dan organisasi sipil turut menyuarakan penolakan dan meminta agar pemerintah daerah membatalkan proyek tersebut.
Sementara itu, pihak PT SAS mengklaim telah menjalankan seluruh proses sesuai aturan dan menyatakan akan menjadwalkan ulang sosialisasi proyek kepada warga. Namun hingga kini, polemik masih bergulir dan warga berharap Gubernur Jambi bersikap lebih tegas demi kepentingan masyarakat luas. Tutupnya (Guh)