Kondisi ini menjadikan sikap Indonesia terhadap Beijing selalu hati-hati. Seperti dikatakan Prof. Dewi Fortuna Anwar, “Indonesia harus berani keluar dari posisi nyaman. Tidak berpihak bukan berarti tidak bersuara.” (Kompas, 2023)

Netralitas Sebagai Ilusi Kekuatan

Netralitas hanya menjadi pilihan kuat jika kita memang punya daya tawar dan pengaruh. Tanpa itu, netralitas hanya menjadi cara halus untuk menghindari tanggung jawab. Jika terus seperti ini, Indonesia tidak akan menjadi kekuatan utama di Indo-Pasifik, melainkan hanya negara pengikut yang tidak berani bersikap, sekaligus terlalu lemah untuk menentukan arah.

Penutup: Diplomasi Butuh Keberanian

Sudah waktunya Indonesia merumuskan kembali makna bebas aktif secara modern dan strategis. Bebas aktif bukan berarti pasif dan reaktif, apalagi bingung dan ragu. Dalam dunia yang makin bipolar dan penuh rivalitas, sikap “netral” tanpa aksi nyata hanya akan menenggelamkan Indonesia dalam ketidakjelasan posisi, dan membuat dunia ragu apakah kita benar-benar ingin menjadi pemimpin kawasan — atau hanya penonton di tengah panggung Indo-Pasifik. Tutupnya (Guh)