Kader HMI tidak boleh terjebak dalam jebakan kebodohan ini. Kita ditempa untuk menjadi insan cita, bukan insan preman. Penulis tahu, saat ini banyak kader HMI yang sedang marah. Emosi menggelegak, amarah menuntut balas. Tetapi Penulis memohon dengan segenap hati, jangan sampai kita balas dengan cara yang sama. Kita bukan mereka. Kader-kader HMI bukan preman.

Mari kita tunjukkan perbedaan. Biarkan mereka berteriak, biarkan mereka menghina, biarkan mereka merusak. Kita akan menjawab dengan laporan resmi, dengan konferensi pers, dengan diskusi publik, dengan langkah-langkah hukum yang sah. Itulah cara kita menjaga marwah. Kita harus tunjukkan kepada mahasiswa, masyarakat, dan khususnya mereka yang tidak tahu bahwa HMI itu bukan organisasi yang sesat atau organisasi sembarangan. HMI adalah rumah intelektual, kader HMI lahir dari gagasan, HMI tumbuh dengan akal sehat.

Kampus tidak boleh berdiam diri. Rektor, Dekan, dan seluruh stakeholder di UIN STS Jambi jangan pura-pura buta. Jangan hanya pandai berbicara di podium, tetapi diam ketika ada mahasiswa yang sudah dipukul dan dikeroyok, jika kampus gagal mengambil sikap, maka kampus tersebut sedang membunuh moralitas, dan merusak integritasnya sendiri. Kampus tersebut akan dikenal bukan sebagai pusat ilmu, melainkan sebagai pusat arogansi. Kampus tanpa etika adalah bangunan kosong. Rektor tanpa keberanian adalah boneka seremonial.

Sebagai kader HMI dan mahasiswa, Penulis menyampaikan jalan yang harus ditempuh yaitu menuntut pihak kampus mendorong proses hukum secepat mungkin, jika aparat lambat, kita punya hak moral untuk menuntut. Kita bisa menggelar aksi damai, bukan untuk keributan, tapi untuk mengingatkan bahwa hukum harus tegak. Kemudian kader HMI harus menjaga identitasnya sebagai insan intelektual, jangan mau ditarik masuk ke kubangan kekerasan. Balasan terbaik untuk kebodohan adalah gagasan. Dan bagian terpentingnya adalah Pejabat kampus harus hadir, bukan menghilang, Pimpinan kampus harus berani membuat pernyataan tegas, memberi sanksi, dan menjamin keamanan mahasiswa. Jika tidak, mereka gagal menjalankan mandat moral dan akademik.

HMI tidak boleh kalah oleh emosi. Kita harus menang dengan gagasan. Kita harus menang dengan hukum. Kita harus menang dengan akhlak. Keadilan bukan soal siapa yang punya tangan paling keras, tapi siapa yang punya hati paling teguh.

Penulis: Vadel Muhammad Pajri (Kader HMI Cabang Jambi) . Tutupnya (Guh)