Fesdiamon juga menegaskan perlunya langkah cepat dari Pemerintah Kabupaten Kerinci dan Pemerintah Kota Sungai Penuh dalam melakukan renegosiasi dengan pihak PLTA. Menurutnya, hal ini penting demi menjamin keberlanjutan kemajuan daerah dan menciptakan hubungan yang adil antara masyarakat dan proyek nasional yang dibangun di wilayah mereka.

“Ini penting sekali demi keberlangsungan kemajuan daerah, serta tumbuh kembangnya PLTA di kemudian hari. Pemerintah harus proaktif melakukan renegosiasi sebelum dilakukannya serah terima antara pihak PLTA dan pemerintah. Sehingga ada kepastian bahwa masyarakat Kerinci–Sungai Penuh dapat sama-sama menikmati listrik yang dihasilkan dari potensi daerah,” ujarnya.

Tidak Hanya Listrik Gratis, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Menggugat Kompensasi Kerusakan Lingkungan (16/05/2025)

Ketua Umum HMI Cabang Kerinci Sungai Penuh Edilan Kurniawan, menyampaikan sikap tegas organisasinya terhadap proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kerinci Merangin Hidro (KMH) yang berada di bawah naungan PT KALLA Group.

Dalam pernyataannya, Edilan mengungkapkan bahwa HMI Cabang Kerinci Sungai Penuh secara jelas menolak kehadiran PLTA tersebut.
“Sebetulnya HMI Cabang Kerinci Sungai Penuh menolak kehadiran PLTA KMH di bawah naungan PT KALLA Group, karena kondisi aliran sungai yang dari hulu dan hilir bermasalah seperti di daerah hulu ada galian C yang membuat sungai menjadi tercemar ditambah lagi dengan penyumbatan aliran sungai di PLTA Kerinci sehingga menyebabkan Kerinci dan Sungai Penuh mengalami banjir pada awal tahun 2024, sehingga menyebabkan bencana besar pada saat itu,” tegas Edilan pada Jumat (16/05/2025).

Lebih lanjut, Edilan menyoroti kurangnya keterlibatan masyarakat dalam perencanaan dan pengoperasian proyek. Ia menilai bahwa pihak PLTA belum menunjukkan itikad baik untuk mendengarkan aspirasi masyarakat, apalagi melakukan sosialisasi secara menyeluruh.

“PLTA KMH harus segera menyambut apa yang diinginkan oleh masyarakat, tak hanya persoalan listrik gratis, PLTA juga harus bertanggung jawab atas kondisi daerah yang ada di Kerinci dan Sungai Penuh, seperti kondisi sungai, serta infrastruktur lainnya, dan HMI akan turun ke jalan untuk mengadakan aksi jika tidak ada itikad baik dari PLTA untuk segera melakukan sosialisasi kepada masyarakat sebelum dioperasikan,” tutup Edilan Kurniawan.

Esok Hari, Isu Listrik Gratis Disambut Pemadaman Berhari-hari karena Tower SUTT Mendadak Roboh (17/05/2025)

Informasi yang diperoleh, bahwa telah terjadi insiden sebuah tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) roboh di daerah Muara Hemat, Kecamatan Batang Merangin, akibat cuaca buruk yang melanda wilayah tersebut sejak pukul 01.00 WIB Sabtu Dinihari (17/5/2025).

Namun informasi tersebut diragukan banyak pihak, PLN menyebutkan bahwa robohnya tower disebabkan oleh angin kencang yang melanda wilayah Muara Emat. Penjelasan ini justru memunculkan keraguan dan spekulasi di tengah masyarakat. Banyak yang menilai bahwa alasan tersebut terlalu sederhana dan belum didukung oleh bukti yang meyakinkan.